Minggu, 29 April 2012

Arti Sebenarnya Lagu Ilir – Ilir

 




ilir, ilir-ilir

tandure wus sumilir

tak ijo royo-royo

tak sengguh temanten anyar

Bait di atas di atas secara harafiah menggambarkan hamparan tanaman padi di sawah yang menghijau, dihiasi oleh tiupan angin yang menggoyangkannya dengan lembut. Tingkat ke-muda-an itu dipersamakan pula dengan pengantin baru. Jadi ini adalah penggambaran usia muda yang penuh harapan, penuh potensi, dan siap untuk berkarya.

Bocah angon, bocah angon

penekno blimbing kuwi

lunyu-lunyu penekno

kanggo mbasuh dodot-iro

Anak gembala, panjatlah [ambillah] buah belimbing itu [dari pohonnya]. Panjatlah meskipun licin, karena buah itu berguna untuk membersihkan pakaianmu.

Buah belimbing yang seringkali bergigir lima itu melambangkan lima rukun Islam; dan sari-pati buah itu berguna untuk membersihkan perilaku dan sikap mental kita. Ini harus kita upayakan betapapun licinnya pohon itu, betapapun sulitnya hambatan yang kita hadapi.

Anak gembala dapat diartikan sebagai anak remaja yang masih polos dan masih dalam tahap awal dari perkembangan spiritualnya. Konotasi inilah yang sering muncul seketika bila orang Jawa menyebut ‘bocah angon’.

Namun pengertiannya dapat pula ditingkatkan menjadi pemimpin, baik pemimpin keluarga, tokoh masyarakat, ataupun pemimpin formal dalam berbagai tingkatan.

Dodot-iro, dodot-iro

kumitir bedah ing pinggir

dondomono, jlumatono

kanggo sebo mengko sore

Pakaianmu berkibar tertiup angin, robek-robek di pinggirnya. Jahitlah dan rapikan agar pantas dikenakan untuk “menghadap” nanti sore.

“Sebo” adalah istilah yang dipergunakan untuk perbuatan ‘sowan’ atau menghadap raja atau pembesar lain di lingkungan kerajaan.

Makna pakaian adalah perilaku atau sikap mental kita. Menghadap bermakna menghadap Allah. Nanti sore melambangkan waktu senja dalam kehidupan, menjelang kematian kita’

Mumpung padhang rembulane

mumpung jembar kalangane

Manfaatkan terang cahaya yang ada, jangan tunggu sampai kegelapan tiba. Manfaatkan keluasan kesempatan yang ada, jangan menunggu sampai waktunya menjadi sempit bagi kita.

***

Dari Sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar