Minggu, 22 Juli 2012

Pintu-Pintu Surga

door


Terjemah Daqoiqul Akhbar

***

Ibnu Abbas ra. berkata: Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara) dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang dermawan. Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang mendirikan shalat, orang yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun-rukun shalatnya. Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang-orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas. Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan munkar. Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk. Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah. Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.

Surga ada 8 (delapan)macam:

Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah.


Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga yang lain. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu terbuat dari emas, dan yang satunya terbuat dari perak. Jarak setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun bangunan yang ada didalamnya terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya dari misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya terbuat dari mutiara, punggungnya dari yaqut dan pintunya dari jauhar.

Didalam surga ini terdapat sungai yang namanya sungai Rahmat yaitu sungai yang mengalir keseluruh surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara yang sangat putih, lebih putih dari embun dan lebih manis dari madu.

Didalam surga terdapat sungai yang bernama Sungai Kautsar yaitu sungai Nabi kita Muhammad Saw. pohon-poinnya terbuat dari intan dan yaqut. Didalam surga juga terdapat sungai Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai Rahiqul Makhtum dan dibelakang sungai-sungai ini terdapat sungai-sungai lain yang tidak terhitung jumlahnya.

Diriwayat Nabi Saw. beliau bersabda: “Pada malam aku dijalankan (isra’) ke langit, telah diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai, yang pertama sungai dari air yang tidak berubah warnanya, kedua sungai dari susu yang tidak pernah berubah rasanya, dan ketiga sungai dari arak dan yang keempat sungai dari madu yang sangat bening.” Sebagaimana firman Allah Swt.:

“Yang didalamnya terdapat sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer yang lezat rasanya bagi orang yang meminumnya dan sungai-sungai dari madu yang bersih dan jernih.” (Qs. muhammad: 15).

Maka aku tanyakan keada Malaikat Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari mana asalnya, maka tanyakanlah kepada Allah agar Dia memberi tau dan memperlihatkan kepadamu.” Maka berdoalah Nabi Muhammad kepada Allah Swt. Kemudian datanglah seorang malaikat kepada beliau dan memberi salam, seraya berkata:”Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia berkata:”Bukalah kedua matamu” maka aku buka kedua mataku, tiba-tiba aku berada dibawah pohon dan aku melihat kubah dari intan putih yang memiliki pintu-pintu dari yaqut hijau dan kunci-kuncinya dari emas merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau manusia berhenti diatas kubah itu, sungguh mereka hanya seperti burung yang hinggap diatas gunung. Maka aku melihat empat sungai itu mengalir dari kubah itu. Ketika aku ingin kembali malaikat tadi berkata kepadaku: “Kenapa engkau tidak masuk kedalam kubah itu?” aku menjawab:”Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintu-pintunya tertutup.” Dia berkata:”Bukalah dia” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya?” Lalu dia berkata:”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata:”Apa kuncinya?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM” maka terbukalah pintu itu lalu aku masuk kedalamnya. Maka aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari empat tiang kubah. Ketika aku hendak keluar, maka malaikat itu berkata kepadaku:”Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat itu berkata kepadaku: “Lihatlah sekali lagi.” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas empat kubah tersebut lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM Aku melihat sungai air itu keluar dari huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai susu keluar dari huruf Ha’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamer) keluar dari Mim-nya lafazh RAHMAN, dan sungai madu keluar dari Mim-nya lafazh RAHIM. Maka aku baru mengerti bahwa asalnya sungai-sungai tersebut adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman: “Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini dari golongan umatmu dengan hati tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM maka aku beri dia minum dari empat sungai ini.”

Kemudian Allah memberi minum kepada ahli-ahli surga itu dengan air surga pada hari sabtu, memberi minum dengan madu surga pada hari ahad, memberi minum dengan susu surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada hari selasa. Disaat mereka minum, mabuklah mereka lalu terbanglah ahli surga itu selama seribu tahun hingga mereka berhenti pada suatu gunung yang besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai Salsabil mengalir dibawahnya. Maka minumlah mereka pada sungai itu tepat pada hari rabu.

Kemudian terbanglah mereka selama seribu tahun hingga berhenti pada suatu istana yang indah, didalamnya terdapat ranjang-ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Maka duduklah setiap orang dari mereka diatas ranjang, lalu datanglah pada mereka minuman Zanzabil kemudian mereka meminumnya tepat pada hari kamis.

Setelah itu mereka dihujani oleh awan yang putih selama seribu tahun, sehingga mereka sampai ketempat duduknya orang yang benar, pada hari itu tepat pada hari jumat, mereka duduk diatas hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka minuman Rahiqul Makhtum, yang ditutupi dengan misik. Kemudian mereka membuka tutup tersebut dan mereka meminumnya.

Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat”



FASAL: Pepohonan Di Surga

Ka’ab ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-pohonan di surga. Maka beliau menjawab: “Tidak pernah kering dahan-dahannya dan daun-daunnya tidak pernah berguguran dan tidak rusak buahnya. Sesungguhnya pohon yang paling besar di surga adalah pohon Thuba, yang akarnya terbuat dari intan, batangnya dari yaqut, dahannya dari zabarjud dan daun-daunnya dari sutra yang halus. Pohon ini memiliki 70.000 cabang, setiap cabang itu menyentuh Arasy dan lebih rendah-rendahnya cabang itu berada di langit dunia.”

Tidak ada didalam surga sebuah kamar, tidak ada sebuah kubah dan tidak ada bilik kecuali didalamnya terdapat cabang pohon itu, yang bisa mengayomi diatas surga. Pada pohon itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh hati. Bandingan dari pohon itu di dunia adalah matahari, asalnya matahari berada di langit tetapi sinarnya sampai kesegala tempat.

Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya pohon-pohon di surga itu berasal dari perak, sedangkan daun-daunnya sebagian dari perak dan sebagian (yang lain) dari emas. Kalau sekiranya batang pohon itu dari perak, maka akar-akarnya dari emas. Pohon-pohon didunia akarnya di bumi dan cabang-cabangnya berada di udara, karena sesungguhnya dunia itu tempat yang fana (rusak). Akan tetapi pohon-pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya, akarnya di udara dan cabang-cabangnya di bumi. Sebagaimana firman Allah Swt.:

“Buah-buahnya dekat. Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al-Haqqah: 23-24).

Dan debu-debu di surga itu dari misik, anbar dan kafur, dan sungai-sungainya terdiri dari susu, madu, arak dan air yang sangat jernih. Apabila angin bertiup menerpa dedaunan, maka bersentuhlah antara daun yang satu dengan daun yang lainnya hingga menimbulkan suara yang sangat indah (merdu), dan suara seindah itu belum pernah didengar.

Dengan sanad dari Ali ra. Sesungguhnya ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang dibagian atasnya keluar perhiasan dan pada bagian bawahnya keluar kuda yang memiliki sayap yang diberi pelana, yang dikendalikan, yang ditaburi dengan intan dan yaqut. Kuda tersebut tidak pernah mengeluarkan kotoran dan tidak pernah buang air kecil. Adapun yang menaiki kuda itu adalah para wali Allah Swt. dan kuda ini akan membawa terbang para wali Allah tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang berada dibawah mereka:”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu mencapai kemulian semcam itu?” Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka: “Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika kalian semua masih tidur, mereka melakukan puasa sedangkan kalian tidak, mereka berjihad membela agama Allah sedangkan kalian semua duduk disisi istri kalian, dan mereka bersedekah dengan harta mereka dijalan Allah, sedangkan kalian semua bakhil (kikir).”

Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata: Sesungguhnya didalam surga itu terdapat sebuah pohon, orang yang menaiki bisa berjalan dibawah naungannya selama 100 tahun dan naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Swt.:

“Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang buah-buahnya tidak berhenti dan tidak terlarang mengambilnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 30-33).

Diibaratkan waktu didunia adalah waktu sebelum matahari terbit dan sudah terbenamnya matahari, sampai hilangnya mega dan gelap malam yang menutupi di dunia. Maka sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas. Sebagaimana firman Allah Swt.:

“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang. “ (Qs. Al-Furqan: 45).

Maksudnya adalah waktu sebelum terbitnya matahari dan sesudah terbenamnya, sampai masuk pada kegelapan malam.

Diriwayatkan dari Nabi Saw. sesungguhnya beliau bersabda: “Apakah aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang waktu(saat), yaitu waktu yang serupa dengan waktu yang ada di surga. Dia adalah waktu dimana sebelum matahari terbit, bayang-bayangnya itu memanjang, rahmatnya saat itu merata dan berkahnya saat itu banyak.”

Astagfirullah




Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah S.A.W sedang duduk bersama  para sahabat, kemudian datang pemuda Arab masuk ke alam masjid dengan  menangis.

Apabila Rasulullah S..A.W melihat pemuda itu menangis maka baginda pun  berkata, “Wahai orang muda kenapa kamu menangis?” Maka berkata orang ; muda itu,”Ya

Rasulullah S.A.W, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak  ada kain kafan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya.”

Lalu Rasulullah S.A.W memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. ikut orang muda itu untuk melihat masalahnya. Setelah mengikuti orang itu, maka

Abu Bakar r.a dan Umar r.a. mendapati ayah orang muda itu telah bertukar  rupa menjadi babi hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada  Rasulullah S.A.W,  “Ya Rasulullah S.A.W, kami lihat mayat ayah orang ini bertukar menjadi  babi hutan yang hitam.”kemudian Rasulullah S.A.W dan para sahabat pun  pergi ke rumah orang muda dan baginda pun berdoa kepada Allah S.W.T,  kemudian mayat itu pun bertukar kepada bentuk manusia semula.

Lalu Rasulullah S.A.W dan para sahabat menyembahyangkan mayat tersebut.  Apabila mayat itu hendak dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang hitam, maka Rasulullah S.A.W pun bertanya  kepada pemuda itu, “Wahai orang muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?” Berkata orang muda itu, “Sebenarnya ayahku ini tidak mau mengerjakan shalat.”

Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda, “Wahai para sahabatku,lihatlah keadaan orang yang meninggalkan sembahyang. Di hari kiamat nanti akan bangkitkan oleh Allah S.W.T seperti babi hutan yang hitam.”

Dizaman Abu Bakar r.a ada seorang lelaki yang meninggal dunia dan sewaktu mereka menyembahyanginya tiba-tiba kain kafan itu bergerak.

Apabila mereka membuka kain kafan itu mereka melihat ada seekor ular sedang membelit leher mayat tersebut serta memakan daging dan menghisap

darah mayat. Lalu mereka coba membunuh ular itu.  Apabila mereka coba untuk membunuh ular itu, maka berkata ular tersebut,  “Laa ilaaha illallahu Muhammad Rasulullah, mengapakah kamu semua hendak membunuh aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan kepadaku supaya menyiksanya sehingga sampai hari kiamat.”

Lalu para sahabat bertanya,”Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?”

Berkata ular, “Dia telah melakukan tiga kesalahan, diantaranya :

1. Apabila dia mendengar azan dia tidak mau datang untuk sembahyang berjamaah.

2. Dia tidak mau keluarkan zakat hartanya.

3. Dia tidak mau mendengar nasihat para ulama.

***

Dari Sahabat

Risalah Ringkas Ramadhan Mubarak




Oleh : Abu Tauam Al Khalafy

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil. Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur” (Al Qur’an Surat Al Baqarah 185)

Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan diwajibkannya umat Islam berpuasa yang mana nantinya dengan Puasa Ramadhan itu mereka akan mendapatkan gelar ketakwaan dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya, “Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al Baqarah 183)

Bulan dimana dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka dan dibelenggunya setan-setan. Rasulullah SAW bersabda, “Jika bulan Ramadhan tiba maka pintu-pintu surga dibuka, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu” (HR. Bukhari IV/97 dan Muslim no. 1079)

Pada bulan ini ada satu malam yang setara dengan 1000 bulan, yaitu malam lailatul qadar. Berkenaan dengan malam lailatul qadar ini Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendirikan ibadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosa yang telah berlalu” (HR. Bukhari IV/217 dan Muslim no. 759)

Dan disunnahkan membaca doa ini di malam-malam yang diyakini sebagai malam lailatu qadar yaitu diantara 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” yang artinya “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, karena itu berilah maaf kepadaku” (HR. Tirmidzi no. 3760 dan Ibnu Majah no. 3850, hadits ini shahih)

Keutamaan Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah sebagai puasa untuk mengampuni dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang telah berlalu” (HR. Bukhari IV/99 dan Muslim no. 759)
Dikabulkannya doa dan pembebasan dari api neraka sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya setiap hari, Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka yaitu pada Bulan Ramadhan. Dan sesungguhnya setiap orang muslim memiliki doa yang dipanjatkan, lalu dikabulkan untuknya” (HR. Al Bazzar no. 3142, Ahmad II/254 dan Ibnu Majah no. 1643, hadits ini shahih)
Rukun-rukun Puasa

Niat, yaitu niat berpuasa pada Bulan Ramadhan harus ada pada malam sebelum puasa karena niat ini wajib ditetapkan pada setiap ibadah dan amalan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya. Dan sesungguhnya (balasan) bagi setiap urusan (sesuai dengan) apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari I/22 dan Muslim VI/48)
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, berhubungan badan, haid dan nifas bagi wanita dan hal-hal yang lain yang membatalkan puasa seperti muntah dengan sengaja sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa muntah (tanpa) sengaja, maka tidak ada kewajiban baginya untuk menqadha’nya. Tetapi barangsiapa sengaja muntah, maka wajib baginya menqadha’” (HR. Abu Dawud II/310, At Tirmidzi III/79, Ibnu Majah I/536 dan Ahmad II/498, hadits ini sanadnya shahih sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya Haqiiqatush Shiyam hal. 14)
Waktu berpuasa. Orang yang berpuasa harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar (shadiq) sampai matahari tenggelam. Yang demikian itu didasarkan pada firman Allah SWT, “Makan dan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam” (QS Al Baqarah 187)
Sifat orang yang berpuasa yaitu Muslim yang sudah baligh, berakal mampu untuk mengerjakan puasa (orang yang sudah tua renta serta wanita hamil dan menyusui terlepas dari kewajiban berpuasa namun mereka harus membayar fidyah) dan terlepas dari halangan puasa seperti sakit atau berpergian yang mana puasanya harus diganti pada hari yang lain.

Sahabat Abdullah bin Abbas ra. mengatakan, “Dan sebagai bentuk keringanan oleh Allah SWT kepada orang laki-laki dan wanita yang sudah tua sedang keduanya tidak mampu menjalankan puasa, maka keduanya boleh untuk tidak berpuasa tetapi harus mengganti hal itu dengan memberi makan kepada satu orang miskin setiap harinya. Sedangkan wanita yang hamil dan menyusui, jika keduanya khawatir terhadap anak dan dirinya, maka mereka boleh untuk tidak berpuasa tetapi harus memberi makan seorang miskin setiap hari” (Kitab Al Jaami’ li Ahkaamil Qur’an karya Al Qurthubi II/288)

Sahabat Abdullah bin Umar ra. pernah ditanyakan tentang seorang wanita hamil dan ia khawatir terhadap kandungannya maka ia menjawab, “Dia boleh tidak berpuasa, tetapi harus memberi makan 1 mud gandum setiap hari kepada satu orang miskin” (HR. Baihaqi IV/230, hadits ini shahih)

Satu mud itu setara dengan 562,5 gram. Jadi orang-orang yang tidak berpuasa karena tidak mampu atau karena khawatir keselamatan jiwanya atau anak yang dikandung atau yang disusuinya maka harus memberikan makanan seberat 562,5 gram kepada seorang fakir miskin selama Bulan Ramadhan setiap harinya.

Sunnah-sunnah Puasa Ramadhan

Makan sahur dan mengakhirkan makan sahur. Rasulullah SAW bersabda, “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah” (HR. Bukhari IV/120 dan Muslim no. 1095). Dari Zaid bin Tsabit ra., bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur ?” Lalu Rasulullah SAW menjawab, “Kira-kira sama seperti bacaan 50 ayat” (HR. IV/118 dan Muslim no. 1097)-hadits ini bukan menjelaskan tentang akhir sahur tetapi awal sahur. Namun juga tidak masalah bagi kaum muslimin yang ingin lebih menyegerakan sahurnya di awal waktu.
Meninggalkan perkataan dusta. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata palsu dan mengamalkanya maka Allah tidak memerlukan orang itu untuk meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya)” (HR. Bukhari IV/99)
Meninggalkan kata-kata yang tidak bermanfaat dan kata-kata kotor (Ar Rafats). Rasulullah SAW bersabda, “Puasa itu bukan (hanya) dari makan dan minum, tetapi puasa itu dari kata-kata (yang) tidak bermanfaat dan kata-kata kotor” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1996 dan Al Hakim I/430-431, hadits ini shahih)
Menyegerakan berbuka karena menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan dan merupakan sunnah. Rasulullah SAW bersabda, “Umat manusia ini akan tetap baik selama mereka menyegerakan berbuka puasa” (HR. Bukhari IV/173 dan Muslim no. 1093)
Berdoa ketika berbuka dengan doa yang diajarkan Rasulullah SAW, “DzaHabazh zhamaa-u wabtallatil ‘uruuqu watsabatal ajru insyaa Allah” yang artinya “ Telah hilang rasa haus dan basah pula urat-urat serta telah ditetapkan pahala, insya Allah” (HR. Abu Dawud II/306, Baihaqi IV/239, Al Hakim I/422, Ibnu Sunni no. 128 dan Ad Daraquthni II/185, hadits ini hasan)
Ibadah-ibadah pada Bulan Ramadhan

Shalat Tarawih. Sahabat Jabir bin Abdullah ra. berkata, “Bahwa Nabi SAW pada saat menghidupkan malam dengan orang-orang pada Bulan Ramadhan, beliau SAW mengerjakan shalat delapan rakaat dan mengerjakan shalat witir” (HR. Ibnu Hibban no. 920 dan Ath Thabrani, hadits ini hasan)
I’tikaf di Mesjid. I’tikaf berarti tekun dalam melakukan sesuatu. Sahabat Abu Hurairah ra., berkata, “Rasulullah SAW biasa beri’tikaf selama bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Dan pada tahun dimana beliau wafat, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari” (HR. Bukhari IV/245)
Zakat Fitrah. Mengeluarkan zakat ini merupakan kewajiban bagi kaum muslimin pada Bulan Ramadhan. Hal tersebut berdasarkan hadits Abdullah bin Umar ra., “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah (kepada kaum muslimin pada Bulan Ramadhan)” (HR. Bukhari III/291 dan Muslim no. 984, perkataan yang di dalam kurung adalah perkataan Abdullah bin Umar ra.)
Adapun besarnya zakat fitrah adalah 1 sha’ makanan (setara dengan 2,25 kg) sebagaimana hadits Abu Sa’id Al Khudri ra., “Kami biasa mengeluarkan zakat fitrah berupa 1 sha’ makanan atau 1 sha’ gandum atau 1 sha’ tamr atau 1 sha’ keju atau 1 sha’ anggur kering (kismis)” (HR. Bukhari III/294 dan Muslim no. 985)

Demikianlah risalah ringkas tentang ibadah dan keutamaan di Bulan Ramadhan, dan semoga apa yang kami tulis ini dapat diambil manfaatnya bagi pembaca untuk dapat mencapai ketakwaan kepada Allah SWT. Akhirnya kami ucapkan Selamat Berpuasa dan Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda bagi kita semua. Amin.

***

Sumber Rujukan :

Meneladani Shaum Rasulullah SAW, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali dan Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali Abdul Hamid, Pustaka Imam Syafi’i, Bogor, Cetakan Kedua Agustus 2005 M
Meraih Puasa Sempurna, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Ahmad Ath Thayyar, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, September 2004.

Makanan Manis Apa yang Sehat Untuk Buka Puasa?




Bagi umat Muslim, disunahkan berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis. Tapi makanan atau minuman manis seperti apa yang sehat dan baik untuk tubuh?
Makanan dan minuman manis memang dianjurkan untuk santapan awal buka puasa. Tapi bukan berarti semua makanan atau minuman manis boleh dikonsumsi, terlebih bila mengandung kadar gula tinggi.
“Idealnya, buka puasa dengan makan 3 buah kurma. Selain manis, kurma juga merupakan karbohidrat kompleks yang membuat gula diserap tubuh secara perlahan,” jelas Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Rabu (25/8/2010).
Menurut Dr Ari, banyak orang keliru menginterpretasikan maksud dari ‘berbuka dengan yang manis’. Mengonsumsi makanan atau minuman manis memang baik dilakukan pada saat buka puasa, agar dapat segera memulihkan energi setelah seharian berpuasa. Tapi yang keliru adalah porsi makanan atau minuman manis yang dikonsumsi.
“Berbuka dengan yang manis tapi jangan berlebihan, apalagi kalau manisnya berasal dari gula,” tambah dokter sekaligus Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).
Dr Ari menjelaskan bahwa produk gula merupakan jenis karbohidrat sederhana, artinya sangat mudah dipecah dan dicerna menjadi gula darah. Hasilnya, bila gula dikonsumsi secara berlebih, maka gula darah akan melonjak dalam tubuh dan membuat orang mudah mengantuk, lemas dan menimbun lemak.
Sedangkan kurma merupakan jenis karbohidrat kompleks, sama halnya dengan nasi merah, jagung dan gandum. Karbohidrat kompleks akan lebih lambat dipecah atau dicerna menjadi gula darah, dengan demikian gula darah akan tetap stabil (tidak mengalami fluktuasi yang tinggi). Selain itu karbohidrat kompleks juga sangat membantu proses metabolisme energi tubuh.
Untuk itu, Dr Ari menyarankan agar tidak mengonsumi makanan atau minuman manis yang berasal dari gula secara berlebihan, baik pada saat buka puasa atau pun sahur. Hal ini karena makanan manis akan membuat tubuh melepaskan insulin dengan cepat sehingga memicu rasa lapar lebih cepat pula.
Selain itu, insulin berfungsi untuk memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Bila insulin dilepaskan dengan sangat cepat, maka orang merasa cepat berenergi tetapi sekaligus cepat menghabiskan cadangan energi. (mer/ir)
***

17 Kekeliruan Umum Selama Ramadhan




Meski Ramadhan bulan adalah bulan ampunan, untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang kini ‘menyapa’ kita, di bawah ini kami sarikan 16 kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhan

Hanya orang yang tidak tahu dan enggan saja yang tidak segera bergegas menyambut bulan suci ini dalam arti yang sebenarnya, lahir maupun batin. “Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka”. (HR. Ibnu Majah & Nasa’i)

Namun, setiap kali usai kita menunaikan ibadah shiyam, nampaknya terasa ada saja yang kurang sempurna dalam pelaksanaannya, semoga poin-poin kesalahan yang acap kali masih terulang dan menghinggapi sebagian besar umat ini dapat memberi kita arahan dan panduan agar puasa kita tahun ini, lebih paripurna dan bermakna.

1. Merasa sedih, malas, loyo dan tak bergairah menyambut bulan suci Ramadhan

Acapkali perasaan malas segera menyergap mereka yang enggan menahan rasa payah dan penat selama berpuasa. Mereka berasumsi bahwa puasa identik dengan istirahat, break dan aktifitas-aktifitas non-produktif lainnya, sehingga ini berefek pada produktifitas kerja yang cenderung menurun. Padahal puasa mendidik kita untuk mampu lebih survive dan lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarah mencatat bahwa kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat, terjadi di tengah bulan Ramadhan.

Semoga ini menjadi motivator bagi kita semua, agar tidak bermental loyo & malas dan tidak berlindung di balik kata “Aku sedang puasa”.

2. Berpuasa tapi enggan melaksanakan shalat fardhu lima waktu

Ini penyakit yang –diakui atau tidak– menghinggapi sebagian umat Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa semata, tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu. Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket) rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat “Muslim” dari dirinya.

3. Berlebih-lebihan dan boros dalam menyiapkan dan menyantap hidangan berbuka serta sahur

Ini biasanya menimpa sebagian umat yang tak kunjung dewasa dalam menyikapi puasa Ramadhan, kendati telah berpuluh-puluh kali mereka melakoni bulan puasa tetapi tetap saja paradigma mereka tentang ibadah puasa tak kunjung berubah. Dalam benak mereka, saat berbuka adalah saat “balas dendam” atas segala keterkekangan yang melilit mereka sepanjang + 12 jam sebelumnya, tingkah mereka tak ubahnya anak berusia 8-10 tahun yang baru belajar puasa kemarin sore.

4. Berpuasa tapi juga melakukan ma’siat

Asal makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam Islam, ibadah puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang diharamkan di luar Ramadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita dari hal-hal yang halal di luar Ramadhan, seperti; Makan, minum, berhubungan suami-istri di siang hari. Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu hal yang haram, jelas lebih dilarang. Sehingga dengan masa training selama sebulan ini akan mendidik kita menahan pandangan liar kita, menahan lisan yang tak jarang lepas kontrol, dsb. “Barang siapa yang belum mampu meninggalkan perkataan dosa (dusta, ghibah, namimah dll.) dan perbuatan dosa, maka Allah tak membutuhkan puasanya (pahala puasanya tertolak).

5. Sibuk makan sahur sehingga melalaikan shalat shubuh, sibuk berbuka sehingga melupakan shalat maghrib

Para pelaku poin ini biasanya derivasi dari pelaku poin 3, mengapa ? Sebab cara pandang mereka terhadap puasa tak lebih dari ; “Agar badan saya tetap fit dan kuat selama puasa, maka saya harus makan banyak, minum banyak, tidur banyak sehingga saya tak loyo”. Kecenderungan terhadap hak-hak badan yang over (berlebihan).

6. Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus wanita muslimah)

Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati, akan mampu menyingkap hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga seorang Muslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan tuntutan agama ini dengan hati yang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih mudah direalisasi ketimbang di bulan selain Ramadhan. Mari kita hindari sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat diumbar dan dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas pula jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yang parsial (setengah-setengah), tidak utuh.

7. Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan tidur berlebihan

Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari sebuah hadits Rasul yang berbunyi “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan pedoman hadits diatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh hadits diatas? Tentu bukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan waktu, menunggu waktu ifthar (berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga tak heran bila sebagian -besar- umat ini bermental loyo saat berpuasa Ramadhan. Lebih tepat bila hadits diatas difahami dengan; Aktifitas tidur ditengah puasa yang berpahala ibadah adalah bila ; Tidur proporsional tersebut adalah akibat dari letih dan payahnya fisik kita setelah beraktifitas; Mencari rezeki yang halal, beribadah secara khusyu’ dsb. T idur proporsional tersebut diniatkan untuk persiapan qiyamullail (menghidupkan saat malam hari dengan ibadah) . Tidur itu diniatkan untuk menghindari aktifitas yang -bila tidak tidur- dikhawatirkan akan melanggar rambu-rambu ibadah Ramadhan, semisal ghibah (menggunjing), menonton acara-acara yang tidak bermanfaat, jalan-jalan untuk cuci mata dsb. Pemahaman hadits diatas nyaris sama dengan pemahaman hadits yang menyatakan bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada minyak misk (wangi) disisi Allah, bila difahami selintas maka akan menghasilkan pengamalan hadits yang tidak proporsional, seseorang akan meninggalkan aktifitas gosok gigi dan kebersihan mulutnya sepanjang 29 hari karena ingin tercium bau wangi dari mulutnya, faktanya bau mulut orang yang berpuasa tetap saja akan tercium kurang sedap karena faktor-faktor alamiyah, adapun bau harum tersebut adalah benar adanya secara maknawi tetapi bukan secara lahiriyah, secara fiqh pun, bersiwak atau gosok gigi saat puasa adalah mubah (diperbolehkan)

8. Meninggalkan shalat tarwih tanpa udzur/halangan

Benar bahwa shalat tarawih adalah sunnah tetapi bila dikaji secara lebih seksama niscaya kita akan dapatkan bahwa berpuasa Ramadhan minus shalat tarawih adalah suatu hal yang disayangkan, mengingat amalan sunnah di bulan ini diganjar sama dengan amalan wajib.

9. Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5 waktu secara berjama’ah tanpa udzur/halangan ( terutama untuk laki-laki muslim )

Hukum shalat fardhu secara berjama’ah di masjid di kalangan para fuqaha’ adalah fardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu ‘ain, berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar rumah kaum Muslimin yang tidak shalat berjama’ah di masjid, sebagai sebuah ungkapan atas kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke masjid.

10. Bersemangat dan sibuk beribadah sunnah selama Ramadhan tetapi setelah Ramadhan berlalu, shalat fardhu lima waktu masih tetap saja dilalaikanIni pun contoh dari orang yang tertipu dengan Ramadhan, hanya sedikit lebih berat dibanding poin-poin diatas. Karena mereka Hanya beribadah di bulan Ramadhan, itupun yang sunnah-sunnah saja, semisal shalat tarawih, dan setelah Ramadhan berlalu, berlalu pula ibadah shalat fardhunya.

11. Semakin jarang membaca Al Qur’an dan maknanya

12. Semakin jarang bershadaqah

13. Tidak termotivasi untuk banyak berbuat kebajikan

14. Tidak memiliki keinginan di hatinya untuk memburu malam Lailatul Qadar Poin nomor 8, 10, 11, 12 dan 13 secara umum, adalah indikasi-indikasi kecilnya ilmu, minat dan apresiasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap bulan Ramadhan, karena semakin besar perhatian dan apresiasi seseorang kepada Ramadhan, maka sebesar itu pula ibadah yang dijalankannya selama Ramadhan.

5. Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif ) selama bulan Ramadhan lebih besar & lebih tinggi daripada pengeluaran di luar bulan Ramadan (kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk shadaqah)

16. Lebih menyibukkan diri dengan belanja baju baru, camilan & masak-memasak untuk keperluan hari raya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan

17. Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya daripada amalan puasa

Mereka lebih sibuk apa yang dipakai di hari raya dibanding memikirkan apakah puasanya pada tahun ini diterima oleh Allah Ta’aala atau tidak Orang-orang yang biasanya mengalami poin-poin nomor 14, 15 dan 16 adalah orang-orang yang tertipu oleh “fatamorgana Ramadhan”, betapa tidak ? Pada hari-hari puncak Ramadhan, mereka malah menyibukkan diri mereka dan keluarganya dengan belanja ini-itu, substansi puasa yang bermakna menahan diri, justru membongkar jati diri mereka yang sebenarnya, pribadi-pribadi “produk Ramadhan” yang nampak begitu konsumtif, memborong apa saja yang mereka mampu beli. Tak terasa ratusan ribu hingga jutaan rupiah mengalir begitu saja, padahal di luar Ramadhan, belum tentu mereka lakukan. Semoga sentilan yang menyatakan bahwa orang Islam tidak konsisten dengan agamanya, karena di bulan Ramadhan yang seharusnya bersemangat menahan diri dan berbagi, ternyata malah memupuk semangat konsumerisme dan cenderung boros, dapat menggugah kita dari “fatamorgana Ramadhan”.

Semoga Allah menganugerahi kita dengan rahmat-Nya, sehingga mampu menghindari kesalahan-kesalahan yang kerap kali menghinggapi mayoritas umat ini, amin. Hanya dengan keikhlasan, perenungan dan napak tilas Rasul, insya Allah kita mampu meng-up grade (naik kelas) puasa kita, wallaahu a’lam bis shawaab.

***

Kamis, 19 Juli 2012

Kanjeng Ratu Kidul



Ratu Laut Selatan adalah tokoh legendayang sangat populer di kalangan masyarakat penghuni Pulau Jawa dan Bali. Kepercayaan akan adanya penguasai lautan di selatan Jawa (Samudera Hindia) dikenal terutama oleh suku Sunda dansuku Jawa. Orang Bali juga meyakini adanya kekuatan yang menguasai pantai selatan ini.
Kedudukan mitos itu sangat menonjol, karena tanpa mengenal mitos Kangjeng Ratu Kidul, orang tidak akan dapat mengerti makna dari tarian sakral Bedhaya Ketawang, yang sejak Paku Buwana X naik tahta, setiap setahun sekali tarian itu dipergelarkan pada acara ulang tahun penobatan Raja. Tanpa mengenal mitos itu makna Panggung Sangga Buwana akan sulit dipahami, demikian pula mengenai mitos yang dulu dikenal rakyat sebagai lampor.


'Gung pra peri perayangan ejim
sumiwi Sang Sinom
Prabu Rara yekti gedhe dhewe.
(kutipan dari "Babad Nitik")
terjemahkan:
segenap makhluk halus jin
bersembah pada Sang Ratu
yang besar tak bertara

Terdapat berbagai macam versi mitos Kangjeng Ratu Kidul antara lain
Legenda


Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan legenda ini dikenal. Namun demikian, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan mencapai tingkat tertinggi pada keyakinan yang dikenal di kalangan penguasa kraton dinasti Mataram(Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta) bahwa penguasa pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul, merupakan "istri spiritual" bagi raja-raja di kedua kraton tersebut. Pada kala-kala tertentu, kraton memberikan persembahan di Pantai Parangkusuma, Bantul, dan/atau di Pantai Paranggupita, Wonogiri, kepada sang ratu. Panggung Sanggabuwana di komplek kraton Surakarta dipercaya sebagai tempat bercengkerama sang Sunan dengan Kanjeng Ratu. Konon, Sang Ratu tampil sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda hingga purnama, namun berangsur-angsur menua dan buruk pada saat bulan menuju bulan mati.
Dalam keyakinan orang Jawa, Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai/Nyi Rara Kidul (kadang-kadang ada yang menyebut Nyi Lara Kidul). Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu pengunjung pantai wisata di selatan Pulau Jawa, baik di Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, hingga Semenanjung Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau botol.
Kalangan masyarakat Sunda menganggap bahwa Ratu Laut Selatan, dikenal sebagai Ratu Kidul, merupakan titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena diusir oleh keluarganya. Alasan pengusiran adalah karena ia menderita penyakit yang membuat anggota keluarga lainnya malu.




Berdasarkan cerita pujangga Yosodipuro.

Di kerajaan Kediri, terdapat seorang putra raja Jenggala yang bernama Raden Panji Sekar Taji yang pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari daerah kekuasaan baru. Pada masa pencariannya sampailah ia di hutan Sigaluh yang didalamnya terdapat pohon beringin berdaun putih dan bersulur panjang yang bernama waringin putih. Pohon itu ternyata merupakan pusat kerajaan para lelembut (mahluk halus) dengan Sang Prabu Banjaran Seta sebagai rajanya.

Berdasarkan keyakinannya akan daerah itu, Raden Panji Sekar Taji melakukan pembabatan hutan sehingga pohon waringin putih tersebut ikut terbabat. Dengan terbabatnya pohon itu si Raja lelembut yaitu Prabu Banjaran Seta merasa senang dan dapat menyempurnakan hidupnya dengan langsung musnah ke alam sebenarnya. Kemusnahannya berwujud suatu cahaya yang kemudian langsung masuk ke tubuh Raden Panji Sekar Taji sehingga menjadikan dirinya bertambah sakti.

Alkisah, Retnaning Dyah Angin-Angin adalah saudara perempuan Prabu Banjaran Seta yang kemudian menikah dengan Raden Panji Sekar Taji yang selanjutnya dinobatkan sebagai Raja. Dari hasil perkawinannya, pada hari Selasa Kliwon lahirlah putri yang bernama Ratu Hayu. Pada saat kelahirannya putri ini menurut cerita, dihadiri oleh para bidadari dan semua mahluk halus. Putri tersebut diberi nama oleh eyangnya (Eyang Sindhula), Ratu Pegedong dengan harapan nantinya akan menjadi wanita tercantik dijagat raya. Setelah dewasa ia benar-benar menjadi wanita yang cantik tanpa cacat atau sempurna dan wajahnya mirip dengan wajah ibunya bagaikan pinang dibelah dua. Pada suatu hari Ratu Hayu atau Ratu Pagedongan dengan menangis memohon kepada eyangnya agar kecantikan yang dimilikinya tetap abadi. Dengan kesaktian eyang Sindhula, akhirnya permohonan Ratu Pagedongan wanita yang cantik, tidak pernah tua atau keriput dan tidak pernah mati sampai hari kiamat dikabulkan, dengan syarat ia akan berubah sifatnya menjadi mahluk halus yang sakti mandra guna (tidak ada yang dapat mengalahkannya).

Setelah berubah wujudnya menjadi mahluk halus, oleh sang ayah Putri Pagedongan diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk memerintah seluruh wilayah Laut Selatan serta menguasai seluruh mahluk halus di seluruh pulau Jawa. Selama hidupnya Ratu Pagedongan tidak mempunyai pedamping tetapi ia diramalkan bahwa suatu saat ia akan bertemu dengan raja agung (hebat) yang memerintah di tanah Jawa. Sejak saat itu ia menjadi Ratu dari rakyat yang mahluk halus dan mempunyai berkuasa penuh di Laut Selatan.

Kekuasaan Ratu Kidul di Laut Selatan juga tertulis dalam serat Wedatama yang berbunyi:

Wikan wengkoning samodra,

Kederan wus den ideri,

Kinemat kamot hing driya,

Rinegan segegem dadi,

Dumadya angratoni,

Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,

Ndedel nggayuh nggegana,

Umara marak maripih,

Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda.



terjemahkan:
Tahu akan batas samudra
Semua telah dijelajahi
Dipesona nya masuk hati
Digenggam satu menjadi
Jadilah ia merajai
Syahdan Sang Ratu Kidul
Terbang tinggi mengangkasa
Lalu datang bersembah
Kalah perbawa terhadap
Junjungan Mataram

[setubuh alamai-senyawa Illahi]



Yang artinya : Mengetahui/mengerti betapa kekuasaan samodra, seluruhnya sudah dilalui/dihayati, dirasakan dan meresap dalam sanubari, ibarat digenggam menjadi satu genggaman, sehingga terkuasai. Tersebutlah Kangjeng Ratu Kidul, naik ke angkasa, datang menghadap dengan hormat, kalah wibawa dengan raja Mataram.

Dari cerita-cerita mitos tentang Kangjeng Ratu Kidul, jelaslah bahwa Kangjeng Ratu Kidul adalh penguasa lautan yang bertahta di Laut Selatan dengan kerajaan yang bernama Karaton Bale Sokodhomas.



Legenda Sunda

Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita.
Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi.

Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Mitos Pertemuan Kangjeng Ratu Kidul Dengan Penembahan Senopati

Sebelum Panambahan Senopati dinobatkan menjadi raja, beliau melakukan tapabrata di Dlepih dan tapa ngeli. Dalam laku tapabratanya, beliau selalu memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar dapat membimbing dan mengayomi rakyatnya sehingga terwujud masyarakat yang adil dan makmur.

Dalam cerita, pada waktu Panembahan Senopati melakukan tapa ngeli, sampai di tempuran atau tempat bertemunya aliran sungai Opak dan sungai Gajah Wong di dekat desa Plered dan sudah dekat dengan Parang Kusumo, Laut Selatan tiba-tiba terjadilah badai dilaut yang dasyat sehingga pohon-pohon dipesisir pantai tercabut beserta akarnya, ikan-ikan terlempar di darat dan menjadikan air laut menjadi panas seolah-olah mendidih. Bencana alam ini menarik perhatian Kangjeng Ratu Kidul yang kemudian muncul dipermukaan laut mencari penyebab terjadinya bencana alam tersebut.

Dalam pencariannya, Kangjeng Ratu Kidul menemukan seorang satria sedang bertapa di tempuran sungai Opak dan sungai Gajah Wong, yang tidak lain adalah Sang Panembahan Senopati. Pada waktu Kangjeng Ratu Kidul melihat ketampanan Senopati, kemudian jatuh cinta. Selanjutnya Kangjeng Ratu Kidul menanyakan apa yang menjadi keinginan Panembahan Senopati sehingga melakukan tapabrata yang sangat berat dan menimbulkan bencana alam di laut selatan, kemudian Panembahan menjelaskan keinginannya

Kangjeng Ratu Kidul memperkenalkan diri sebagai raja di Laut Selatan dengan segala kekuasaan dan kesaktiannya. Kangjeng Ratu Kidul menyanggupi untuk membantu Panembahan Senopati mencapai cita-cita yang diinginkan dengan syarat, bila terkabul keinginannya maka Panembahan Senopati beserta raja-raja keturunannya bersedia menjadi suami Kangjeng Ratu Kidul. Panembahan Senopati menyanggupi persyaratan Kangjeng Ratu Kidul namun dengan ketentuan bahwa perkawinan antara Panembahan Senopati dan keturunannya tidak menghasilkan anak. Setelah terjadi kesepakatan itu maka alam kembali tenang dan ikan-ikan yang setengah mati hidup kembali.

Adanya perkawinan itu konon mengandung makna simbolis bersatunya air (laut) dengan bumi (daratan/tanah). Ratu Kidul dilambangkan dengan air sedangkan raja Mataram dilambangkan dengan bumi. Makna simbolisnya adalah dengan bersatunya air dan bumi maka akan membawa kesuburan bagi kehidupan kerajaan Mataram yang akan datang.

Menurut sejarah bahwa Panembahan Senopati sebagai raja Mataram yang beristrikan Kangjeng Ratu Kidul tersebut merupakan cikal bakal atau leluhur para raja Mataram ,termasuk Karaton SurakartaHadiningrat. Oleh karena itu maka raja-raja karaton Surakarta sesuai dengan janji Panembahan Senopati yaitu menjadi suami dari Kangjeng Ratu Kidul. Dalam perkembangannya, Raja Paku Buwana III selaku suami Kangjeng Ratu Kidul telah mendirikan Panggung Sangga Buawana sebagai tempat pertemuannya. Selanjutnya tradisi raja-raja Surakarta sebagai suami Kangjeng Ratu Kidul berlangsung terus sampai dengan Raja Paku Buwana X.
Alkisah Paku Buwana X yang merupakan suami Ratu Kidul sedang bermain asmara di Panggung Sangga Buwana. Pada saat mereka berdua menuruni tangga Panggung yang curam tiba-tiba Paku Buwana X terpeleset dan hampir jatuh dari tangga tetapi berhasil diselamatkan oleh Kangjeng Ratu Kidul. Dalam kekagetannya itu Ratu Kidul berseru : “Anakku ngGer…………..” (Oh……….Anakku).
Apa yang diucapkan oleh Kangjeng Ratu Kidul itu sebagai Sabda Pandito Ratu artinya sabda Raja harus ditaati. Sejak saat itu hubungan kedudukan mereka berdua berubah bukanlah lagi sebagai suami istri , tetapi hubungannya sebagai ibu dan anak, begitu pula terhadap raja-raja keturunan Paku Buwana X selanjutnya.





PANGGUNG SANGGA BUWANA DAN MITOSNYA

Secara mistik kejawen, Panggung Sangga Buwana dipercaya sebagai tempat pertemuan raja-raja Surakarta dengan Kangjeng Ratu Kidul, oleh karena itu letak Panggugu Sangga Buwana tersebut persis segaris lurus dengan jalan keluar kota Solo yang menuju ke Wonogiri. Konon, menurut kepercayaan, hal itu memang disengaja sebab datangnya Ratu Kidul dari arah Selatan.


Pada puncak bangunan Panggung Sangga Buwana yang berbentuk seperti topi bulat terdapat sebuah hiasan seekor naga yang dikendarai oleh manusia sambil memanah. Menurut Babad Surakarta, hal itu bukan sekedar hiasan semata tetapi juga dimaksudkan sebagai sengkalan milir. Bila diterjemahkan dalam kata-kata sengkalan milir itu berbunyi Naga Muluk Tinitihan Janma, yang berarti tahun 1708 Jawa atau 1782 Masehi yang merupakan tahun berdirinya Panggung Sangga Buwana (Naga=8, Muluk=0, Tinitihan=7, dan Janma=1)


Arti lain dari sengkalan milir tersebut adalah: 8 diartikan dengan bentuknya yang segi delapan, 0 yang diartikan dengan tutup bagian atas bangunan yangberbentuk seperti topi, 7 adalah manusia yang mengendarai naga sambil memanah dan 1 diartikan sebagai tiang atau bentuk bangunannya yang seperti tiang.

Namun demikian, sebenarnya nama Panggung Sangga Buwana itu sendiri juga merupakan sebuah sengkalan milir yang merupakan kependekan dari kata Panggung Luhur Sinangga Buwana. Dari nama tersebut lahir dua sengkalan sekaligus yang bila diterjemahkan akan didapati dua jenis tahun yaitu tahun Jawa dan tahun Hijryah. Untuk sengkalan tahun Hijryah, Panggung berarti gabungan dua kata, PA dan AGUNG. Pa adalah huruf Jawa dan Agung adalah besar berarti huruf Jawa Pa besar yaitu angka delapan. Sedangkan Sangga adalah gabungan kata SANG da GA yang merupakan singkatan dari Sang atau sembilan dan Ga adalah huruf Jawa atau angka Jawa yang nilainya satu. Serta kata Buwana yang artinya dunia, yang bermakna angka satu pula. Dengan demikian menunjukkan angka tahun 1198 Hijryah.

Kemudian untuk sengkalan tahun Jawa kata Panggung Luhur Sinangga Buwana. Panggung juga tediri dari PA dan AGUNG yang berarti huruf Jawa Pa besar sama dengan 8. Luhur mempunyai makna tanpa batas yang berarti angka 0. Sinangga bermakna angka 7 dan Buwana bermakna angka 1. Shingga bila digabungkan mempunyai arti yang sama yaitu tahun 1708 Jawa. Kedua tahun tersebut, baik tahun Jawa dan Hijryah bila dimaksukkan atau dikonversikan ke tahun Masehi sama-sama menunjukkan angka 1782, saat pembangunan panggung tersebut.

Pada Panggung Sangga Buwana masih didapati sebuah sengkalan milir yang pada jaman penjajahan Belanda dirahasiakan adanya. Sebab diketahui sengkalan terakhir ini berupa sebuah ramalan tentang tahun kemerdekaan Indonesia, sehingga jelas akan menimbulkan bahaya apabila diketahui oleh Belanda. Selain itu yang namanya ramalan memang tidak boleh secara gegabah diumumkan, mengingat ketakaburan manusia yang dapat ditaksirkan akan mendahului takdir Tuhan.

Sengkalan rahasia yang dimaksud adalah terletak pada puncak atas panggung yang telah disinggung yaitu Naga Muluk Tinitihan Janma. Bentuk dari hiasan tersebut adalah manusia yang naik ular naga tengah beraksi hendak melepaskan anak panah dari busurnya, sedangkan naganya sendiri digambarkan memakai mahkota. Hal ini merupakan

Sabda terselubung dari Sunan PB III yang kemudian ketika disuruh mengartikan kepada seorang punjangga karaton Surakarta yang bernama Kyai Yosodipuro, juga cocok yaitu ramalan tahun kemerdekaan bangsa Indonesia adalah tahun 1945.

Naga atau ular diartikan melambangkan rakyat jelata dan mahkotanya berarti kekuasaan. Dengan demikian keseluruhan sosok naga tersebut menggambarkan adanya kekuasaan ditangan rakyat jelata. Dan gambarkan manusia yang mengendarainya dengan siap melepaskan anak panah diartikan sebagai sasaran, kapan tepatnya kekuasaan berada ditangan rakyat.

Sebenarnya sosok manusia mengendarai naga tersebut dipasang juga untuk mengetahui arah mata angin dan tiang yang berada dipuncaknya dan digunakan untuk penangkal petir. Hal tersebut oleh Kyai Yosodipuro dibaca sebagai sengkalan juga yaitu keblat Rinaras Tri Buwana. Keblat = 4, Rinaras = 6, Tri = 3 dan Buwana = 1 atau tahun 1364 Hijryah, bila dimasukan atau dikonversikan ke tahun Masehi akan menjadi 1945 yang merupakan tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Sayangnya bangunan Sangga Buwana beserta hiasan asli dipuncaknya itu pernah terbakar dilalap api tahun 1954, tetapi hingga sekarang kepercayaan masyarakat dan legenda akan bangunan tersebut tidak pernah punah sehingga mereka tetap menghormati dan menghargainya dengan cara selalu melakukan upacara sesaji atau yang lazim disebut caos dahar pada setiap hari Selasa Kliwon atau Anggoro Kasih, setiap malam Jumat dan saat menjelang upacara-upacara kebesaran karaton.

Bangunan Panggung Sangga Buwana apabila dilihat sebagai sumbu dari bangunan karaton secara keseluruhan yang menghadap ke arah utara, maka semua Bangunan yang berada di sebelah kiri Panggung Sangga Buwana mempunyai hubungan vertikal dan yang sebelah kanan mempunyai hubungan horisontal. Hubungan vertikal tersebut yaitu hubungan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai kegiatan spiritual misalnya : bangunan Jonggring Selaka, Sanggar Palanggatan, Sanggar Segan, Mesjid Bandengan, Mesjid Pudyasana, Mesjid Suranatan, Mesjid Agung, Gereja Protestan Gladag dan Gereja Katolik Purbayan. Sedangkan hubungan horizontal yaitu kegiatan duniawi manusia misalnya Pasar Gading, Pasar Kliwon, Pasar Gedhe, dan sebelah timur lagi terdapat sarana transportasi Begawan Solo.

Panggung Sangga Buwana juga mempunyai arti sebagai penyangga bumi memiliki ketinggian kira-kira 30 meter sampai puncak teratas. Didalam lingkungan masyarakat Solo terdapat sebuah kepercayaan bahwa bangunan-bangunan yang berdiri di kota Solo tidak boleh melebihi dari Panggung Sangga Buwana karena mereka sangat menghormati rajanya dan mempercayai akan kegiatan yang terjadi di puncak bangunan tersebut sehingga apabila ada bangunan yang melanggarnya maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.




BENTUK PANGGUNG SANGGA BUWANA

Bentuk fisik dari Panggung Sangga Buwana adalah segi delapan atau hasta walu dalam istilah Jawa. Bentuk yang segi delapan itu diartikan sebagai hasta brata yang menurut filosifi orang Jawa adalah sifat kepepimpinan, jadi diharapkan setiap pemimpin mempunyai sifat yang demikian. Filsafat Jawa selalu berorientasi pada alam karana dengan alam mereka dapat menikmati hidup dan merasakan komunikasi batin manusia dengan Sang Pencipta. Orang Jawa juga mempercayai bahwa apabila bangunan yang tidak menghiraukan alam lingkungan maka bangunan tersebut akan jauh dari situasi manusiawi.

Ajaran hasta brata atau delapan laku yang merupakan ajaran kepemimpinan bagi setiap manusia. Dari ajaran tersebut diharapkan setiap pemimpin mempunyai sifat-sifat seperti watak kedelapan unsur alam yaitu:

1. Matahari yang diartikan sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi sumber hidup orang lain.

2. Bulan mengartikan penerangan dalam kegelapan.

3. Bintang sebagai petunjuk arah bagi yang tersesat

4. Bumi yang maksudnya seorang pemimpin yang baik harus kuat menerima beban hidup yang diterimanya.

5. Mendhung diharapkan sebagai pemimpin tidak mempunyai sifat yang tidak pilih kasih.

6. Api yang berarti mematangkan yang mentah

7. Samodra/Air dimaksudkan bahwa pemimpin harus dapat memahami segala kebaikan dan keburukan

8. Angin yang apabila berada dimanapun juga harus dapat membawa kesejukkan.

Seorang pemimpin yang dihormati oleh rakyatnya karena rakyat mengharapkan dengan hadirnya pemimpin yang mempunyai sifat demikian maka mereka pasti akan hidup rukun, tentram dan damai sejahtera.

Dari bentuk fisik bangunan Panggung Sangga Buwana juga melambangkan sebagai simbol lingga yang yang berdampingan dengan yoni yaitu Kori Srimanganti. Dalam kepercayaan agama hindu, lingga dan yoni melambangkan Dewa Shiwa atau Dewa Kesuburan. Simbol lingga dan yoni juga terukir atau terekam dalam bentuk ornamen di Kori Srimanganti yang berarti bahwa sebagai perantara kelahiran manusia yang juga mengingatkan hidup dalam alam paberayan senantiasa bersikap keatas dan kebawah serta ke kanan dan ke kiri. Hal ini semua mengandung arti bahwa manusia harus selalu ingat adanya Yang Menitahkan dan sekaligus mengakui bahwa manusia hanya sebagai yang dititahkan. Sedangkan ke kanan dan ke kiri dapat diartikan manusia selalu hidup bermasyarakat.

Panggung Sangga Buwana yang melambangkan lingga diartikan juga sebagai suatu kekuatan yang dominan disamping menimbulkan lingga-yoni yang juga merupakan lapisan inti atau utama dari urut-urutan bangunan Gapura Gladag di Utara hingga Gapura Gading di Selatan. Lingga dan yoni merupakan kesucian terakhir dalam hidup manusia, hal ini kemudian menimbulkan sangkang paraning dumadi yaitu dengan lingga dan yoni terjadilah manusia. Jadi dengan kata lain kesucian dalam hubungannya dengan filsafat bentuk secara simbolik dapat melambangkan hidup.

Panggung yang dilambangkan sebagai lingga dan Srimanganti sebagai yoni, juga merupakan suatu pasemon atau kiasan goda yang terbesar. Maksudnya, lingga adalah penggoda yoni, dan sebaliknya yoni merupakan penggoda lingga. Seterusnya, panggung dan kori itu juga merupakan lambang yang bisa diartikan demikian: seorang lelaki dalam menghadapi sakaratul maut, yaitu ketika ia hampir berangkat menuju ke hadirat Tuhan, ia akan sangat tergoda oleh wanita atau sebaliknya. Begitu pula sebaliknya wanita, ketika dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa ia pun sangat tergoda atau sangat teringat akan pria atau kekasihnya. Begitulah makna yang terkandung atau perlambang yang terkandung di dalam Panggug Sangga Buwana bersama Kori Srimanganti yang selalu berdekatan.


FUNGSI PANGGUNG SANGGA BUWANA

Versi lain mengatakan bahwa Panggung Sangga Buwana ditilik dari segi historisnya, pendirian bangunan tersebut disengaja untuk mengintai kegiatan di Benteng Vastenburg milik Belanda yang berada disebelah timur laut karaton. Memang tampaknya, walaupun karaton Surakarta tuduk pada pemerintahan Belanda, keduanya tetap saling mengintai. Ibarat minyak dan air yang selalu terpisah jelas kendati dalam satu wadah. Belanda mendirikan Benteng Vastenburg untuk mengamati kegiatan karaton, sedangkan PB III yang juga tidak percaya pada Belanda, balas mendirikan Panggung Sangga Buwana untuk mengintai kegiatan beteng.

Namun tak-tik PB III sempat diketahui oleh Belanda. Setidaknya Belanda curiga terhadap panggung yang didirikan itu. Dan ketika di tegur, PB III berdalih bahwa panggung tersebut didirikan untuk upacara dengan Kangjeng Ratu Kidul semata tanpa tendensi politik sedikitpun.

Lantai teratas merupakan inti dari bangunan ini, yang biasa disebut tutup saji. Fungsi atau kegunaan dari ruang ini bila dilihat secara strategis dan filosofis atau spiritual adalah:

1. Secara strategis, dapat digunakan untuk melihat Solo dan sekitarnya. Untuk dapat melihat kota Solo dari lantai atas panggung dan tidak sembarangan orang yang dapat menaiki, ada petugas yang memang bertugas untuk melihat dengan menggunakan teropong atau kadang-kadang raja Surakarta sendiri yang melakukan pengintaian. Pada jaman dulu raja sering naik keatas untuk melihat bagaimana keadaan kota, rakyat dan musuh.

2. Segi filosofi dan spiritualnya, Panggung Sanggga Buwana merupakan salah satu tempat yang mempunyai hubungan antara Kengjeng Ratu Kencono Sari dengan raja Jawa setempat. Hal yang memperkuat keyakinan bahwa raja-raja Jawa mempunyai hubungan dengan Kangjeng Ratu Kidul atau Kangjeng Ratu Kencono Sari yang dipercaya sebagai penguasa laut dalam hal ini di Laut Selatan dan raja sebagai penguasa daratan, jadi komunikasi didalam tingkatan spiritual antara raja sebagai penguasa didaratan dan Kangjeng Ratu Kencono Sari sebagai penguasa lautan dikaitkan dengan letak geografis Nusantara sebagai negara maritim.



Jadi dapat disimpulkan bahwa ruang tutup saji ini digunakan sebagai:

- tempat meditasi bagi raja, karena letaknya yang tinggi dan ruang ini memberikan suasana hening dan tentram

- tempat meraga sukma bagi raja, untuk mengadakan pertemuan dengan Kangjeng Ratu Kidul.

- Tempat untuk mengawasi keadaan atau pemandangan sekeliling karaton.

Pada lantai teratas digunakan untuk bersemedi raja dan pertemuan dengan Kangjeng Ratu Kidul terdapt dua kursi yang diperuntukkan bagi raja (kursi sebelah kiri) dan Ratu Kidul (kursi sebelah kanan) yang menghadap ke arah selatan. Arah orientasi dari bangunan ini adalah ke selatan; pintu masuk dari arah selatan dengan tujuan untuk menghormati Kangjeng Ratu Kidul sebagai penguasa Laut Selatan. Diantara dua buah kursi terdapat sebuah meja yang digunakan untuk meletakkan panggageman Kangjeng Ratu Kidul didalam sebuah kotak. Pangageman tersebut diganti setiap tahun menjelang acara Jumenengan raja.

Menurut cerita, pada saat mengadakan pertemuan dengan raja, Kangjeng Ratu Kidul mengenakan pakaiannya dan seketika itu juga beliau berwujud seperti manusia. Setelah pertemuan selesai, Kangjeng Ratu Kidul kembali ke alamnya dengan sebelumnya mengembalikan ageman yang dikenakannya ke dalam kotak.

Didalam ruang tutup saji yang berdiameter kira-kira 6 meter, pada bagian tepat ditengah ruangan terdapat kolom kayu yang secara simbolis menunjukkan bahwa segala kegiatan yang dilakukan di tutup saji mempunyai hubungan dengan Tuhan. Kayu yang digunakan adalah kayu jati yang berasal dari hutan donoloyo yang dianggap angker bagi orang jawa. http://www.jawapalace.org
Lungsung Jagat dan Jayekatong


BUKTI CINTA RATU KIDUL KE SANG SENAPATI

Ini cerita lain dari Babad Demak. Berbagai ragam kesaktian melingkupi kehidupan para Raja di Pulau Jawa. Sebutir telor yang dinamai Langsung Jagat dan minyak Jayekatong disebut-sebut punya khasiat luar biasa.

Konon, telur Lungsung Jagat dan minyak Jayekatong dahulu dimiliki oleh Panembahan Senopati yang merupakan pemberian dari Kanjeng Ratu Kidul sebagai bukti tanda cintanya kepada sang Senopati.

Kedua pusaka ini bukanlah pusaka sembarangan, karena memiliki khasiat menjadikan tubuh menjadi sangat kuat dan memiliki umur yang panjang.

Alkisah, setelah menerima pemberian ini, sang Senopati bertemu dengan Sunan Kadilangu, gurunya. Sunan Kadilangu bertanya kepada sang Senopati bahwa ia diberi apa oleh Ratu Kidul.

Sang Senopati menunjukkan benda-benda yang diberikan oleh Ratu Kidul, yaitu telur Lungsung Jagat dan minyak Jayengkatong. Senopati kemudian memberikan benda itu kepada Sunan Kadilangu. Dalam kesempatan itu Sunan Kadilangu ingin singgah ke Mataram. Mereka ingin membuktikan khasiat keduanya.

Sang Senopati mempunyai juru taman yang kesukaannya meminum candu sehingga menderita sakit pernafasan. la sering berdoa kepada Yang Mahakuasa agar dianugerahi kekuatan dan umur panjang. Sang Senopati memberikan telur Lungsung Jagat kepada juru taman. la memberitahukan juru taman bahwa sesudah memakan telur itu penyakitnya akan sembuh dan akan memiliki umur panjang.

Sesudah juru taman memakannya, badannya berputar sangat cepat dan tidak berapa lama terdengar bunyi menggelegar, dan bersamaan dengan itu ada pohon yang tumbang. Tiba-tiba juru taman berubah menjadi raksasa yang bertaring dan berambut tebal.

Benarlah ternyata khasiat telur Lungsung Jagat menjadikan orang yang memakannya menjadi raksasa yang kuat, sehat, dan berumur panjang.

Sunan Kadilangu dan sang Senopati ingin membuktikan khasiat minyak Jayengkatong. Sang Senopati memanggil dua orang abdinya, bernama Nini Panggung dan Ki Kosa.

Begitu ditetesi minyak itu, keduanya menjadi tidak tampak sebab sudah berubah menjadi siluman. Keduanya disuruh oleh Sunan Kadilangu agar mengasuh sang Senopati. Kemudian Nini Panggung dan Ki Kosa disuruh tinggal di pohon beringin tua, sedangkan juru taman disuruh tinggal di Gunung Merapi.

Konon karena kesaktian telur Lungsung Jagat dan minyak Jayekatong ini, sampai sekarang ketiga abdi sang Senopati ini tetap dalam wujudnya. Sang Juru Taman menjadi makhluk gaib yang menjaga kawasan Gunung Merapi. Sedangkan Nini Panggung dan Ki Kosa, menurut cerita masih dapat ditemui oleh orang-orang tertentu yang melakukan tirakat dan semedi di Kotagede Jogjakarta.

Apresiasi dan legenda terkait

Berbagai macam apresiasi dilakukan orang untuk menghormati tokoh legendaris ini.


Sedekah laut

Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai persembahan kepada sang ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu perbaikan penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Pangandaran, Cilacap,Sakawayana dan sebagainya.


Tari Bedaya Ketawang
Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi[1].Panembahan Senapati adalah orang pertama yang disebut sebagai raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan Tari Bedaya Ketawang dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.


Larangan berpakaian hijau

Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya.


Ruang khusus di hotel

Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach. Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji) setiap hari, namun tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul.
Hal yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308 direservasi khusus bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah.
Hotel Queen of The South di dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.

PELURUSAN PEMAHAMAN

Pemahaman terkait penguasa laut selatan harus diluruskan. Karena antara "Roro kidul" dengan "Ratu kidul" sangatlah berbeda. Namun sudah menjadi pemahaman umum bahwa sosok tersebut adalah sama. Jika menilik dari mitologi jawa, alam kehidupan itu terbagi menjadi beberapa fase. fase pertama adalah alam Kadewan, ke-dua adalah alam Nabi, ke-3 adalah alam Wali, ke-empat alam Menungsa (Manusia) dan yang akan datang adalah alam Adil. Pada mitologi jawa, Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping telu yang kemudian mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri), Bambu dll. Sedangkan Roro Kidul merupakan Putri dari Prabu Siliwangi yang terusir oleh ayahandanya sendiri karena ulah dari saudaranya sendiri yang kemudian menjelma menjadi sosok penguasa di laut selatan setelah menceburkan diri di laut selatan. Dan cerita terkait antara "Ratu Kidul" dengan "Roro Kidul" bisa dikatakan beda fase tahapan kehidupan menurut mitologi jawa.
Bagi orang jawa, sosok Ratu Kidul merupakan sosok agung dalam sejarah jawa dan kehidupan bagi orang jawa. Karena orang jawa mengenal sebuah istilah "telu-teluning atunggal" yaitu 3 sosok yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, Eyang resi proyopati, panembahan senopati, dan ratu kidul. Panembahan merupakan pendiri kerajaan mataram pertama, yang dipertemukan oleh Ratu Kidul ketika bertiwikrama sesuai arahan sunan kalijaga guna memenuhi wangsit yang diterimanya membangun sebuah keraton yang sebelumnya sebuah hutan dengan nama "alas mentaok" (sekarang Daerah Istimewa Yogyakarta). Pada proses bertapa, diceritakan semua alam menjadi kacau, ombak besar, hujan badai, gempa, gunung meletus, dll.

Sabtu, 16 Juni 2012

1 ONS BUKAN 100 GRAM tetapi 28,35 gram

timbangan 

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal. Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce.

Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g.  Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan.



SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi. Ternyata pihak Dir. Metrologi-pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian dari sistem metrik ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan “ons” dan “pound”.

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan?



BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. “Racun” ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberikan petunjuk resmi.



TANGGUNG JAWAB SIAPA?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka: acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan secara internasional, yang menyatakan bahwa: 1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram?

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang? Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram? Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan “ons” dalam transaksi legal, maka konsekuensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas). Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak.  Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram? Bagaimana “Ons dan Pound (Depdiknas)” ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku di seluruh dunia? Siapa yang mau pakai?



HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.

Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.

Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan pelajaran sampah yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.



ACUAN MANA YANG BENAR?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. (maaf, ini bukan promosi) menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35  gram   (bukan 100 g.)

1 pound =  453    gram    (bukan 500 g.)

1 pound = 16    ounce     (bukan 5 ons)

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek? Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan.

(Ini hanya gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)

Allah Menjawab Doa Dengan Cara-Nya



Masalah terbesar dari doa adalah bagaimana membiarkannya mengalir dan mengizinkan Allah menjawab dengan cara-NYA. Pada suatu hari, seorang wanita sedang mengajar keponakannya. Dia biasanya menyimak apa yang diajarkan bibinya, tetapi kali ini dia tidak bisa berkonsentrasi.

Ternyata salah satu kelerengnya hilang. Tiba-tiba anak itu berkata: “Bi, bolehkan aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku?”

Ketika bibinya mengizinkan, anak itu berlutut di kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Kemudian dia bangkit dan melanjutkan pelajaran.

Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab dan dengan demikian melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya: “Sayang apakah engkau sudah menemukan kelerengmu?”

“Tidak Bi”, jawab anak itu, “tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi.”

Alangkah indahnya iman anak itu. Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendakNya.

***

Dari Sahabat

Air Kencing : Penyebab kebanyakan siksa kubur



Ibnu Abbas ra mengisahkan bahwa suatu hari Rasulullah saw melintasi dua makam, lalu beliau berkata, “Sesungguhnya mereka berdua sedang disiksa, mereka berdua disiksa bukan disebabkan melakukan dosa besar. Salah satu dari mereka disiksa karena tidak sampai bersih saat bersuci dari buang air kecil.” Seorang perempuan Yahudi mendatangi Aisyah seraya berkata, “Sesungguhnya azab kubur itu disebabkan air kencing.” Mendengar perkataannya, Aisyah berkata, “Engkau bohong.” Perempuan Yahudi itu menjelaskan, “Karena air kencing itu mengenai kulit dan pakaian.” Kemudian Rasulullah saw keluar untuk mengerjakan shalat, sedangkan suara kami semakin keras terdengar (karena ribut). Mendengar keributan ini Rasulullah saw bertanya, “Ada apa ini?” Aisyah pun meceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh perempuan Yahudi tadi, setelah itu Rasulullah saw bersabda, “Dia memang benar.” Abdurrahman bin Hasaah mendengar Rasulullah saw bertanya, “Tahukah kalian apa yang telah menimpa salah seorang Bani Israil? Dulu, saat mereka terkena air kencing, mereka segera membersihkannya dengan memotong pakaian yang terkena cipratan air kencing tersebut. Melihat perbuatan ini, orang itu melarang mereka, maka dia pun diadzab dalam kuburnya. Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Huraihah ra secara mauquf, Rasulullah saw bersabda, ” Kebanyakan siksa kubur itu disebabkan air kencing.”

Pada suatu malam Abdullah bin Umar pergi ke rumah seorang perempuan tua yang di samping rumahnya terdapat pemakaman. Lalu dia mendengar suara lirih yang berkata, “Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?” Abdullah bin Umar pun berkata, “Celaka, apa yang terjadi?” Perempuan tua itu menjawab, “Itu adalah suara suamiku yang tidak pernah bersuci dari buang air kecil.” Mendengar penjelasan tersebut, Abdullah bin Umar berkata, “Celakalah dia! Unta saja kalau kencing bersuci, tapi dia malah tidak peduli.” Perempuan tua itu kembali menuturkan kisah suaminya : Ketika suamiku sedang duduk, ada seorang lelaki mendatanginya seraya berkata, “Berilah aku minum, aku sangat haus.” Suamiku malah berkata, “Engkau membawa gayung sedangkan gayung kami tergantung.” Orang itu berkata, “Wahai tuan, berilah aku minum, aku hampir mati kehausan.” Suamiku berkata, “Engkau membawa gayung.” Akhirnya lelaki yang meminta air untuk minum itu meninggal dunia. Setelah itu, suamiku juga meninggal dunia. Namun sejak hari pertama dia meninggal dunia, seringkali terdengar suara suamiku dari arah pemakaman, “Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?”

Nauzubillah min dzalik, ternyata perkara kecil saja bisa menyebabkan kita mendapat siksa kubur ya? Banyak orang memandang remeh bersuci setelah buang air kecil (kurang bersih bahkan tidak bersuci sama sekali), padahal hal yang remeh itu bisa menjadi malapetaka ketika kita masuk pada Alam Barzakh.

“Ya Allah, lindungi kami semua dari siksa neraka, siksa kubur, fitnah dunia & alam barzakh, serta fitnah yang ditimbulkan oleh dajjal, amin.”

***

Dari Sahabat

WOW

Gambar WOW !!

gambar-lucu-1

gambar-lucu-2

gambar-lucu-3

gambar-lucu-4

gambar-lucu-5

gambar-lucu-6

gambar-lucu-7

gambar-lucu-8

gambar-lucu-9

gambar-lucu-10

gambar-lucu-11

gambar-lucu-13

gambar-lucu-121

Renungan Kehidupan



Setelah sholat malam, ditengah keheningan malam coba diri ini merenung tentang :

    Kepala kita! Apakah ia sudah kita tundukkan, rukukkan dan sujudkan dengan segenap kepasrahan seorang hamba yang tiada daya di hadapan Allah Yang Maha Perkasa, atau ia tetap tengadah dengan segenap keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan seorang manusia?
    Mata kita! Apakah ia sudah kita gunakan untuk menatap keindahan dan keagungan ciptaan-ciptaan Allah Yang Maha Kuasa, atau kita gunakan untuk melihat segala pemandangan dan kemaksiatan yang dilarang?
    Telinga Kita! Apakah ia sudah kita gunakan untuk mendengarkan suara adzan, bacaan Al Qur’an, seruan kebaikan, atau kita gunakan utk mendengarkan suara-suara yang sia-sia tiada bermakna?
    Hidung Kita! Apakah sudah kita gunakan untuk mencium sajadah yang terhampar di tempat sholat, mencium anak-anak tercinta serta mencium kepala anak-anak yatim piatu yang sangat kehilangan kedua orangtuanya dan sangat mendambakan cinta bunda dan ayahnya?
    Mulut kita! Apakah sudah kita gunakan untuk mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat bermanfaat serta kata-kata bermakna atau kita gunakan untuk mengatakan kata-kata tak berguna dan berbisa, mengeluarkan tahafaul lisan alias penyakit lisan seperti: bergibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta bahkan menyakiti hati sesama?
    Tangan Kita! Apakah sudah kita gunakan utk bersedekah kepada dhuafa, membantu sesama yang kena musibah, membantu sesama yang butuh bantuan, mencipta karya yang berguna bagi ummat atau kita gunakan untuk mencuri, korupsi, menzalimi orang lain serta merampas hak-hak serta harta orang yang tak berdaya?
    Kaki Kita! Apakah sudah kita gunakan untuk melangkah ke tempat ibadah, ke tempat menuntut ilmu bermanfaat, ke tempat-tempat pengajian yang kian mendekatkan perasaan kepada Allah Yang Maha Penyayang atau kita gunakan untuk melangkah ke tempat maksiat dan kejahatan?
    Dada Kita! Apakah didalamnya tersimpan perasaan yang lapang, sabar, tawakal dan keikhlasan serta perasaan selalu bersyukur kepada Allah Yang Maha Bijaksana, atau di dalamnya tertanam ladang jiwa yang tumbuh subur daun-daun takabur, biji-biji bakhil, benih iri hati dan dengki serta pepohonan berbuah riya?
    Perut kita! Apakah didalamnya diisi oleh makanan halal dan makanan yang diperoleh dengan cara yang halal sehingga semua terasa nikmat dan barokah. Atau didalamnya diisi oleh makanan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal, dengan segala ketamakan dan kerakusan kita?
    Diri kita! Apakah kita sering tafakur, tadabur, dan selalu bersyukur atas karunia yang kita terima dari Allah Yang Maha Perkasa?

***

(Dari berbagai sumber, dengan sedikit ‘editing’ tanpa mengubah makna aslinya)

Sumber : taushiyah-online.com

Xavi: Spanyol Pertama, Italia Runner-up


Gelandang Spanyol , Xavi Hernandez


GDANSK, KOMPAS.com - Gelandang Spanyol, Xavi, menilai timnya dan Italia akan memenangi laga terakhir Grup C Piala Eropa, 18 Juni mendatang, dan dengan begitu akan masuk 8 besar.

Spanyol menguasai klasemen dengan empat poin dan selisih gol 4. Tempat kedua dihuni Kroasia yang juga memiliki empat poin, dengan selisih gol 2.

Italia ada di tempat ketiga dengan nilai 2 dan selisih gol 0. Irlandia ada di dasar klasemen dengan nilai 0 dan selisih gol -6.

Pada laga terakhir, sementara Spanyol akan melawan Kroasia, Italia akan bertemu Irlandia.

Italia akan tersingkir, jika Spanyol dan Kroasia bermain imbang 2-2. Namun, menurut Xavi, Spanyol selalu menyiapkan diri untuk meraih kemenangan.

"Kami tak biasa bermain untuk hasil imbang 2-2. Kami punya mental yang tak akan membiarkan kami bermain untuk meraih hasil seri. Kami selalu bermain untuk menang," aku Xavi.

"Aku yakin, Italia akan masuk perempat final bersama dengan Spanyol. Setelah Spanyol, Italia adalah tim yang sangat mengesankanku di Piala Eropa 2012 sejauh ini."

"Pelatih Italia Cesare Prandelli telah menjadikan permainan Italia luar biasa, yang mengingatkanku pada tim juara Piala Dunia 2006," tuturnya.

Kamis, 24 Mei 2012

Jangan Marah



Sering kita marah-marah padahal Nabi sangat melarang hal ini. Adakalanya kita berdalih dengan alasan kita melakukannya karena agama. Padahal Allah mengutamakan kebaikan akhlak, bukan kekasaran:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” [Ali ‘Imran:159]

Memang ada beberapa kondisi yang mewajibkan kita marah bahkan berperang mengangkat senjata terhadap orang-orang yang sangat zhalim tapi itu ada persyaratan khusus yang biasanya dibahas dalam bab lain khususnya yang berkaitan dengan jihad. Di sini kita akan mempelajari tentang marah.

Abdullah bin Umar r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” [HR Bukhari]

“Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk.” (HR. Bukhari dan Al Hakim)

Dari hadits di atas jelaslah seorang yang pemarah bukanlah orang Islam dan juga bukan orang beriman karena orang-orang takut mendekat dan kena marah olehnya.

Abu Musa r.a. berkata, “Mereka (para sahabat) bertanya, Wahai Rasulullah, Islam manakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, ‘Orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya.“ [HR Bukhari]

Ketika marah, kita harus bisa menahan diri.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.” Muttafaq Alaihi.

Orang yang suka marah/zhalim pada orang lain niscaya akan merasa kegelapan pada hari kiamat. Ketika listrik mati di malam hari dan gelap tak ada alat penerang kita tidak suka hal itu. Nah kegelapan hari kiamat jauh lebih buruk dari hal itu dan lebih lama:

Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jauhilah kedholiman karena kedholiman ialah kegelapan pada hari kiamat, dan jauhilah kikir karena ia telah membinasakan orang sebelummu.” Riwayat Muslim.

Ketika seseorang minta nasehat, Nabi menjawab “Jangan marah” berulangkali:

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa ada seseorang berkata: Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat. Beliau bersabda: “Jangan marah.” Lalu orang itu mengulangi beberapa kali, dan beliau bersabda: “Jangan marah.” Riwayat Bukhari.

Orang yang paling baik akhlaknya yang dekat dengan Nabi. Bukan orang yang pemarah:

Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)

Orang yang marah karena diingatkan untuk takwa kepada Allah berdosa besar:

Cukup berdosa orang yang jika diingatkan agar bertaqwa kepada Allah, dia marah. (HR. Ath-Thabrani)

Salah satu penyebab yang paling banyak membuat orang masuk neraka adalah mulut yang suka marah. Meski dia rajin sholat, puasa, zakat dan haji tapi jika suka marah tetap masuk neraka:

Rasulullah Saw ditanya tentang sebab-sebab paling banyak yang memasukkan manusia ke surga. Beliau menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik.” Beliau ditanya lagi, “Apa penyebab banyaknya manusia masuk neraka?” Rasulullah Saw menjawab, “Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia tidak sukai.”(HR. Muslim)

Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata: Dua orang pemuda saling mencaci di hadapan Rasulullah saw. lalu mulailah mata salah seorang dari mereka memerah dan urat lehernya membesar. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu kalimat yang apabila diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati yaitu “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”. Lelaki itu berkata: Apakah engkau menyangka aku orang gila?. (Shahih Muslim No.4725)

Sering orang marah kepada pembantunya / bawahannya karena dia merasa lebih tinggi sementara pembantunya / bawahannya lebih rendah dan selalu takut kepadanya. Padahal menurut Anas seorang pembantu Nabi, selama 10 tahun dia bekerja dengan Nabi, tak pernah sekalipun Nabi memarahinya meski dia ada salah.

Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah Saw, “Pelayan (pembantu rumah tangga) saya berbuat keburukan dan kezaliman.” Nabi Saw menjawab, “Kamu harus memaafkannya setiap hari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Baihaqi)

Biasanya orang marah terhadap pembantu / bawahan karena pekerjaan “kurang/tidak beres”. Padahal Nabi memerintahkan untuk memberi pekerjaan hanya sesuai kemampuan mereka dan jika perlu kita harus membantu mereka jika mereka kesulitan. Allah memberi ganjaran pahala untuk itu:

Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan pembantumu bagimu pahala di neraca timbanganmu. (HR. Ibnu Hibban)

Bagi seorang budak jaminan pangan dan sandangnya. Dia tidak boleh dipaksa melakukan pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya. (HR. Muslim)

Pelayan-pelayanmu adalah saudara-saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung di bawah kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya yang berada di bawah naungan kekuasaannya hendaklah mereka diberi makan serupa dengan yang dia makan dan diberi pakaian serupa dengan yang dia pakai. Janganlah membebani mereka dengan pekerjaan yang tidak dapat mereka tunaikan. Jika kamu memaksakan suatu pekerjaan hendaklah kamu ikut membantu mereka. (HR. Bukhari)

Allah melarang kita untuk banyak bicara. Apalagi banyak marah. Karena akan menyebabkan kita masuk neraka:

Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab)

Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. (HR. Ath-Thabrani)

Jika marah, diamlah. Kebanyakan penyebab retaknya rumah tangga / keluarga adalah ketika suami/istri marah, mereka tidak diam. Justru melontarkan perkataan yang menyakitkan hati pasangannya. Padahal dengan diam pun pasangan kita tahu kita sedang marah tanpa membuat dia sakit hati karena perkataan kita:

Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)

Jika kita marah, maka pahala kita akan diberikan kepada orang yang kita marahi. Jika pahala kita habis, maka dosa orang yang kita marahi dipindahkan Allah ke kita. Inilah orang yang muflis/bangkrut di akhirat. Dia mengira akan masuk surga karena rajin beribadah, tapi dia juga rajin menzhalimi/memarahi orang lain hingga akhirnya masuk neraka:

Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)

Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, “ Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu. Di akhirat orang-orang yang disakitinya menuntut dan mengambil pahalanya sebagai tebusan. Bila pahalanya habis sebelum selesai ganti rugi atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)

Jika kita berbuat salah kepada Allah, begitu kita tobat dan minta ampun kepada Allah, niscaya Allah memaafkan. Tetapi jika kita berbuat salah terhadap manusia, misalnya memarahinya, dosa kita tidak akan diampuni kecuali orang yang kita meminta maaf kepada orang yang kita zhalimi.

Ada satu kisah seorang ayah menyuruh anaknya yang pemarah untuk memaku beberapa paku ke pagar. Meski paku-paku itu dicabut, namun lubang bekas paku itu tetap ada. Begitulah jika kita memarahi orang. Meski kita sudah minta maaf, namun bekas luka di hati orang yang kita marahi akan tetap ada.

Kita harus yakin bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Sehingga Allah mengetahui jika kita sedang menzhalimi seseorang. Kita juga harus yakin bahwa segala ucapan dan tindakan kita selalu dicatat oleh dua malaikat, yaitu Roqib dan ‘Atid dan akan dihitung di hari Kiamat nanti. Oleh sebab itu hindarilah segala ucapan dan perbuatan yang buruk.

Jangan mencaci/menghina orang lain dengan sebutan yang anda sendiri tidak suka:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri (maksudnya saudaramu) dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan” [Al Hujuraat:11]

Tips agar tidak marah:

    Baca ta”awudz (a”udzubillahi minasy syaithoonir rojiim) sebab setan membisikkan manusia untuk berbuat dosa termasuk marah. Berlindunglah terhadap Allah.
   * Bersabarlah. Tahan kemarahan anda
   * Diamlah
   * Jika anda berdiri, duduklah.
   * Jika masih marah, berwudlu-lah
   * Jika terpaksa bicara, beritahu cara yang benar. Misalnya: Kalau melakukan ini caranya begini sambil memperagakannya. Jangan panjang-panjang cukup 2x. Kalau kesalahan masih terulang, ulangi lagi nasehat tersebut. Hindari menggelari orang dengan sebutan yang anda sendiri tidak suka seperti bodoh, dan sebagainya.