Kamis, 17 April 2014

Inilah Anggur yang Menjatuhkan Pejabat Australia

Hallo sobat knowledge kembali lg bersama saya fauzi masih di www.fauzi-knowledge.blogspot.com kali ini saya akan share artikel lagi , langsung saja 

Anggur jenis Grange buatan Penfolds tahun 1959.

Minuman anggur bermerek Penfolds Grange tahun 1959 yang diterima oleh orang nomor satu negara bagian New South Wales (NSW) Australia, Barry O'Farrell, ternyata bukanlah anggur terbaik untuk sejenisnya.


Demikian dikatakan Peter Simic, editor majalah Wine Estate yang mengupas masalah minuman anggur. Menurut dia, anggur Grange 1959 sama sekali bukan anggur antik yang bagus.

Menteri Utama O'Farrell mengundurkan diri setelah diperiksa Komisi Antikorupsi Australia (ICAC) sebagai saksi terkait dengan dugaan hadiah sebotol anggur yang dikirim oleh pejabat perusahaan Australian Water Holdings (AWH), Nick Di Girolama.


"Lagipula, anggur yang diproduksi di tahun itu tidak dikenal sebagai tahun yang bagus," kata Simic.

Menurut Simic keantikan anggur tahun 1959 lebih kepada nilai simbolisnya saja. "Saya belum pernah mendengar seseorang pejabat harus mengorbankan jabatannya karena sebotol anggur," katanya.

"Pertama, rasa anggur tahun 1959 itu sangat kuat, jadi saya pikir tidak perlu mengorbankan jabatan karena anggur seperti itu. Seharusnya dia meminta anggur tahun 1955. Anggur tahun 1959 itu seharusnya langsung ia tumpahkan saja," kata Simic.

Simic menjelaskan, anggur Granges yang lebih tua dipandang sebagai anggur maskulin dengan karakter yang khas.



Hasil Ujicoba Vaksin Kanker Melanoma di Adelaide Menjanjikan


Halo sobat Knowledge , sudah lama gak share sekarang saya bakal shared berita tentang hasil ujicoba Vaksin Kangker Melanoma . nah berikut kutipan beritanya

Tim peneliti di Adelaide mengklaim telah berhasil memgembangkan vaksin untuk mencegah kanker kulit atau melanoma, penyakit yang membunuh sekitar 1.500 warga Australia setiap tahunnya.

Selama 14 tahun terakhir, seorang pakar penyakit kanker dari Universitas Adelaide, Brendon Coventry dan Yayasan Melanoma Australia telah mengembangkan vaksin melanoma atau kanker kulit.

Uji coba ini melibatkan 54 pasien dengan kasus Melanoma menengah. Para pasien ini diberikan suntikan vaksin dalam beberapa tahapan. Di awal terapi pasien diberikan suntikan vaksin setiap dua minggu, lalu kemudian suntikan diberikan setiap bulan dan akhirnya hanya sebanyak dua kali dalam setahun.

Dr. Coventry mengatakan kunci dari vaksin yang dikembangkannya adalah dengan memberikan dosis vaksin yang berulang dan dalam jangka panjang.

"Dari hasil ujicoba sejauh ini terlihat kalau vaksin ini bisa berhasil memodulasi atau memodifikasi sistem kekebalan tubuh pasien kanker untuk menghasilkan kelangsungan hidup jangka panjang dengan cara menghilangkan secara keseluruhan tumor di tubuhnya sekitar 17 persen kasus,” katanya.

"Ini merupakan satu dari sedikit penelitian yang mampu mendapatkan keberhasilan diatas 15% untuk menghilangkan kasus melanoma tingkat lanjut,” ungkapnya bangga.

"Banyak penelitian lain yang menggunakan rejimen yang sangat kompleks sekaligus rejimen yang sangat beracun. Sementara Vaksin ini memiliki kandungan rejimen yang sangat sedikit dan tidak memiliki efek samping sama sekali, meski mungkin aka nada bercak kemerahan tapi tidak ada laporan keluhan efek samping lain,”

Dr. Coventry mengatakan uji coba ini membantu para peneliti memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh pasien dapat dimanipulasi untuk melawan kanker.

Dia mengatakan langkah berikutnya adalah untuk melihat apa yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh setelah vaksin diberikan.

"Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan cara yang tampaknya seperti mekanisme On – Off secara terus-menerus dan sekarang apa yang kita coba lakukan adalah kita hendak melihat apakah kita dapat mengidentifikasi periode atau fase dalam siklus ON- Off itu dimana kita bisa menargetkan vaksin bisa menjadi lebih efektif dan mungkin bahkan bisa memberikan respon diatas 17 persen, "katanya.

Dr Coventry mengatakan keberhasilan dalam ujicoba vaksini ni bisa digunakan sebagai dasar untuk mengobati kanker lainnya.

Tumor kulit berkurang

Sementara itu Barry Foote berusia 50 tahun, salah satu pasien kanker Melanoma yang dilibatkan dalam ujicoba vaksin ini mengaku setelah mendapatkan vaksin jumlah tumor di kulitnya banyak berkurang.

"Saya sedikit khawatir awalnya, tapi kemudian saya menyadari kalau sejumlah tumor di tubuh saya mulai menghilang dan saya sangat senang,” kata Foote.

Foote berusia 50 tahun ketika didiagnosa menderita melanoma agresif dan diperkirakan hanya bertahan hidup satu tahun lalu.

"Dokter mengatakan saya tidak mungkin bertahan hidup 12 bulan lagi, tapi 14 tahun kemudian saya masih hidup,” katanya.

Sensasi rasa seperti terbakar menjadi hal yang dikeluhkan selama mendapatkan pengobaran tersebut.

"Dr. Coventry mengatakan jika vaksin ini bekerja maka saya akan merasakan sedikit nyeri dibagian tumbuhnya tumor dan memang saya rasakan itu tapi saya cukup senang karena saya tahu kalau vaksin itu tengah bekerja.” tuturnya.

Di Australia dilaporkan ada 12 ribu kasus Melanoma baru setiap tahunnya. Hasil penelitian terbaru ini telah dipublikasikan dalam Journal of Cancer untuk imunoterapi.